LIKE THIS YO




Kamis, 15 Oktober 2009

Bahaya, Gempa 8,9 SR Ancam Sumatera


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meminta pemerintah dan masyarakat mewaspadai terjadinya gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter (SR) menyusul gempa di Padang, Rabu 30 September lalu.

Deputi Ilmu Kebumian LIPI Hery Harjono mengungkapkan, tiga daerah di Sumatera masih berpotensi ancaman gempa besar. Tiga daerah itu adalah Padang, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.

Potensi gempa yang lebih besar ini dapat terjadi di wilayah tersebut jika titik pusat segmen Mentawai pecah secara keseluruhan. "Ilmuwan kita sebenarnya sudah bisa memprediksi gempa hingga pada kekuatan dan titik yang akan terjadi gempa, kecuali kapan terjadinya," tegas Hery Harjono di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, pergeseran titik zona rawan gempa dampak dari gempa Padang beberapa waktu lalu memang memungkinkan terjadi. Gempa Padang, ujar dia, dikhawatirkan memicu pecahnya segmen Mentawai tersebut.

Karena itu, pemerintah dan masyarakat harus tetap waspada mengingat segmen ini memiliki energi pelepasan gempa yang cukup besar. LIPI, jelas dia, memprediksi jika energi itu dilepaskan maka mencapai kekuatan 8,9 SR. "Jika terjadi di lepas pantai yang dangkal, sudah barang tentu akan memacu tsunami. Sebaliknya, jika pecahnya segmen ini di darat, hanya akan menimbulkan kerusakan bangunan yang mungkin lebih parah dari gempa Padang," tandasnya.

Meski demikian, Hery meminta masyarakat tidak perlu takut atau khawatir akan terjadinya gempa. Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah meningkatkan kewaspadaan dini untuk menghadapi gempa yang sewaktu-waktu bisa terjadi. "Ini bukan untuk menakuti, tapi agar kita lebih waspada dan mengakrabi gempa," tandasnya.

Melihat temuan data ini, ujar dia, pemerintah seharusnya bisa sejak dini mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi. Terutama segera mengatur ulang bangunan-bangunan yang berada di daerah zona gempa. Hal ini dilakukan agar jika suatu saat terjadi gempa, maka tidak menimbulkan korban yang terlalu banyak.

"Karena memang yang terjadi saat ini justru gedung-gedung bertingkat yang memiliki kerentanan terhadap gempa dibanding rumah penduduk," ujarnya. Terkait gempa di Jawa, patahan-patahan atau titik potensi gempa terdapat di sekitar Pulau Jawa bagian selatan.

Menurut Hery, pertemuan lempeng tektonik yang memicu terjadinya gempa masih perludiwaspadai,meskidibeberapa tempat sudah terkunci. "Jika gempa terjadi di satu titik, titik itu akan terkunci, giliran titik lainnya yang perlu diwaspadai," jelasnya.

Sedangkan untuk daerah lainnya, misalnya DKI Jakarta, Hery menyatakan, di wilayah ini tidak memiliki episentrum gempa. Namun, yang patut diwaspadai adalah getaran yang dirasakan akibat gempa yang terjadi di wilayah lain.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan,dalam sehari sedikitnya 2-15 gempa dialami oleh Indonesia. Namun, gempa-gempa tersebut tidak membahayakan. Kapus Simotek dan Geopotensial BMKG Suhardjono mengatakan, gempa yang terjadi dan terdeteksi oleh BMKG tersebut rata-rata berkekuatan diatas 4,6 SR.

Namun, semuanya tidak terekspos karena memang tidak membahayakan atau memang berada di pulau-pulau yang tidak berpenghuni. "Jadi, dampaknya tidak terpantau, walaupun gempanya cukup menimbulkan goncangan," katanya.

Terkait temuan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geofisika (PVMBG) tentang tiga daerah di wilayah Sumatera yang berpotensi rawan gempa, Suhardjono mengatakan, BMKG tetap akan melakukan pemantauan di daerah-daerah tersebut.

"Tugas mereka yang memetakan dan kita yang memantau," ujarnya.

Meski demikian, Suhardjono mengatakan, BMKG tidak bisa memprediksi kapan gempa akan terjadi. Sebab, selama ini memang belum ada teknologi yang bisa mendeteksi kapan terjadinya gempa.

Karena itu, Suhardjono meminta agar masyarakat tidak tepancing dengan isu-isu yang menyesatkan. Sebelumnya, PVMBG menyatakan, ada tiga daerah di wilayah Sumatera yang berpotensi rawan terjadi bencana gempa bumi.

Kepala Pusat PVMBG Surono menyatakan, pihaknya menemukan, dampak dari terjadinya gempa di Sumatera Barat, peta zona rawan gerakan tanah bergeser ke beberapa wilayah dengan level yang lebih tinggi.

Wilayah yang berada pada zona rawan gempa itu adalah, Kota Padang, Kabupaten Pariaman, dan Agam. Selain Sumatera Barat, PVMBG juga mengamati wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali. Ketiga provinsi tersebut, kata Surono, juga masuk dalam wilayah yang gerakan tanahnya cukup rawan.


Sumber : news.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan beri komentarmu,, bebas, terserah,
shin-azmi.blogspot.com

 
Design by Automotive | Bloggerized by Free Blogger Templates | Hot Deal